TUGAS MANDIRI 3
A03_Aura Azzahra
TUGAS MANDIRI 3A
Pendahuluan
Di era informasi yang cepat, kemampuan literasi akademik — yaitu membaca dan menulis secara analitis, kritis, dan sistematis — menjadi sangat penting dalam pendidikan tinggi. Teks akademik dan ilmiah bukan sekadar tulisan formal, melainkan refleksi pemikiran yang tertata dan berbasis bukti. Materi ini membahas definisi, perbedaan, karakteristik, struktur, prinsip penulisan, literasi kritis, serta implikasi dan solusi untuk literasi akademik.
Isi
- Objektivitas — tidak bergantung pada opini personal tanpa landasan
- Sistematis — mengikuti kerangka seperti IMRAD (Introduction, Methods, Results, Discussion)
- Bahasa baku dan penggunaan istilah teknis
- Berbasis data dan dukungan referensi
- Konsistensi dalam format kutipan (APA, MLA, Vancouver).
- Menggunakan bahasa baku dan menghindari ungkapan informal
- Menyertakan sumber secara konsisten dan menghindari plagiarisme
- Menyusun tiap paragraf berdasarkan satu gagasan utama
- Menggunakan transisi logis antar paragraf agar alur lancar
- Memasukkan kutipan langsung maupun tidak langsung sesuai kebutuhan
Penutup
Teks akademik dan ilmiah adalah instrumen esensial dalam dunia akademik untuk menyalurkan pemikiran kritis dan memperkuat ilmu. Pemahaman terhadap karakteristik, struktur, serta prinsip penulisannya, ditunjang literasi kritis yang baik, akan membekali mahasiswa untuk menjadi penulis ilmiah yang efektif dan bertanggung jawab.Daftar Pustaka
Pertanyaan Isian (10 Soal)
- Teks akademik biasanya digunakan dalam konteks pendidikan untuk menyampaikan gagasan, analisis, dan refleksi.
- Perbedaan utama antara teks akademik dan teks ilmiah terletak pada tujuan, struktur, dan tingkat formalitas.
- Struktur umum teks akademik terdiri dari tiga bagian utama, yaitu pendahuluan, isi dan penutup.
- Teks ilmiah biasanya mengikuti alur logis dengan struktur IMRAD yang berarti Introduction, Methods, Results, and Discussion.
- Salah satu ciri khas teks ilmiah adalah objektivitas, artinya penulis tidak memasukkan opini pribadi tanpa dasar ilmiah.
- Semua klaim dalam teks ilmiah harus didukung oleh data atau referensi yang terpercaya.
- Salah satu prinsip penulisan akademik adalah menghindari plagiarisme dengan cara mencantumkan sumber secara konsisten.
- Literasi kritis mencakup kemampuan menilai validitas argumen dalam sebuah teks.
- Jenis teks akademik yang bertujuan menjelaskan konsep secara logis disebut teks eksposisi.
- Salah satu solusi untuk meningkatkan literasi akademik mahasiswa adalah menyediakan pelatihan literasi akademik secara berkala.
Pertanyaan Esai (5 Soal)
1. Jelaskan perbedaan mendasar antara teks akademik dan teks ilmiah, baik dari segi tujuan maupun struktur penulisan
JAWAB : Perbedaan utama antara teks akademik dan teks ilmiah ada pada tujuan dan cara penulisannya. Teks akademik biasanya dibuat untuk latihan berpikir kritis dan menulis, misalnya untuk tugas kuliah seperti esai atau makalah. Tujuannya lebih ke proses belajar dan melatih kemampuan menyusun ide. Sedangkan teks ilmiah dibuat untuk menyampaikan hasil penelitian atau temuan baru, jadi tujuannya menambah pengetahuan di bidang tertentu. Dari segi struktur, teks akademik lebih sederhana dan fleksibel, cukup ada pendahuluan, isi, dan penutup. Sementara teks ilmiah harus mengikuti format yang lebih baku, seperti IMRAD (Pendahuluan, Metode, Hasil, dan Pembahasan).
2. Mengapa penggunaan bahasa baku sangat penting dalam teks ilmiah? Sertakan contoh kalimat untuk memperkuat jawaban.
JAWAB : Penggunaan bahasa baku penting dalam teks ilmiah karena membuat tulisan jadi lebih jelas, mudah dipahami, dan terlihat profesional. Bahasa baku juga membantu menghindari salah tafsir, terutama saat menyampaikan data atau hasil penelitian. Dengan bahasa yang sesuai kaidah, pembaca dari berbagai daerah atau latar belakang bisa memahami isi tulisan dengan sama. Contohnya, kalimat “Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pola makan terhadap kesehatan jantung” lebih tepat daripada “Riset ini mau nyari tahu gimana makanan ngaruh ke jantung,” karena versi pertama lebih formal dan sesuai dengan konteks ilmiah.
3. Bagaimana peran literasi kritis dalam membantu mahasiswa menjadi pembaca dan penulis akademik yang lebih baik?
JAWAB : Literasi kritis berperan penting karena membantu mahasiswa tidak hanya membaca dan menulis, tapi juga memahami makna di balik teks secara mendalam. Dengan literasi kritis, mahasiswa bisa menilai apakah informasi yang dibaca itu benar, logis, dan bisa dipercaya. Saat menulis, kemampuan ini membuat mereka lebih teliti dalam memilih sumber, menyusun argumen, dan menghindari plagiarisme. Misalnya, mahasiswa yang berpikir kritis tidak akan langsung percaya pada satu sumber, tapi akan membandingkan dengan sumber lain sebelum menarik kesimpulan.
4. Uraikan prinsip-prinsip utama dalam penulisan akademik yang baik dan berikan contohnya.
JAWAB : Prinsip utama dalam penulisan akademik yang baik adalah menggunakan bahasa yang jelas, baku, dan logis, serta didukung oleh sumber yang terpercaya. Tulisan harus fokus pada satu topik, tersusun rapi, dan setiap argumen didukung bukti atau data. Selain itu, penting untuk menulis secara objektif tanpa memasukkan pendapat pribadi yang tidak berdasar. Contohnya, saat menulis tentang “Dampak media sosial terhadap belajar siswa,” penulis sebaiknya menulis, “Media sosial dapat memengaruhi konsentrasi belajar siswa karena tingginya waktu penggunaan,” bukan “Menurut saya, media sosial itu bikin malas belajar,” karena kalimat pertama lebih akademis dan berbasis fakta.
5. Menurut Anda, bagaimana implikasi kemampuan menulis dan membaca teks akademik secara kritis terhadap kualitas pendidikan tinggi di Indonesia?
JAWAB : Kemampuan menulis dan membaca teks akademik secara kritis sangat berpengaruh pada kualitas pendidikan tinggi di Indonesia. Mahasiswa yang bisa berpikir kritis saat membaca dan menulis akan lebih peka terhadap masalah, mampu menganalisis informasi dengan baik, dan menghasilkan karya yang bermutu. Hal ini membuat proses belajar di kampus jadi lebih bermakna, bukan sekadar menghafal teori. Kalau mahasiswa terbiasa menulis dan membaca secara kritis, hasil penelitian dan tugas akademik pun akan lebih berbobot dan bisa berkontribusi pada pengembangan ilmu di Indonesia.
Komentar
Posting Komentar